Tafsir Surat Al Fatihah Ayat 5 menurut Tafsir Juz ‘Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H – Firman Allah Ta’ala: } إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ{
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah:4)
إِيَّاكَ [Iyaaka] “Hanya kepada Engkau”: Kedudukannya (dalam ilmu nahwu) sebagai maf’ul bih yang dimajukan, Amilnya adalah نَعْبُدُ (na’budu)”Kami menyembah”.
Tujuan dikedepankan dari amilnya untuk menghasilkan pembatasan makna, maka dari itu maknanya adalah: Kami tidak menyembah kecuali hanya kepada Engkau. Maf’ul bih di sini dalam bentuk terpisah dengan ‘amilnya karena tidak memungkinkan untuk disambung dengannya.
نَعْبُدُ [Na’budu]“Kami menyembah” Maknanya adalah kami tunduk kepada-Mu dengan ketundukan yang sempurna.
Oleh karena itu, anda akan mendapati orang-orang yang beriman meletakkan anggota badan yang paling mulia (yakni kepala) di tempat yang setara dengan kaki sebagai bentuk ketundukan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, sujud di atas tanah, bahkan jidat pun menyapu debu.
Semua itu dilakukan atas dasar ketundukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Andai ada seseorang yang berkata: Saya akan memberikanmu dunia seluruhnya tapi bersujudlah kepadaku” seorang mukmin tidak akan menurutinya selamanya, karena ketundukan hanyalah ditujukan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla saja.
Ibadah juga mencakup segala perbuatan yang diperintah oleh Allah, dan meninggalkan segala larangan-Nya karena orang yang belum melaksanakan itu semua.
Maka ia tidak disebut orang yang menyembah, jika ia tidak melakukan perkara yang diperintahkan maka ia belum dikatakan hamba sejati dan jika belum meninggalkan segala larangan ia juga belum dikatakan hamba sejati.
Hamba yang sejati adalah yang sesuai dengan keinginan syar’i yang ditentukan oleh Allah (yang ia sembah).
Karena ibadah mengharuskan seorang insan menegakkan setiap yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan semua yang dilarang kepadanya, dan semua itu tidak mungkin dapat terlaksana kecuali tanpa bantuan dari Allah, oleh karenanya, Allah Ta’ala berfirman:
} وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ{ “Dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah:4)
Maknanya adalah – kami tidak akan memohon pertolongan kecuali hanya kepada Engkau dalam melaksanakan ibadah dan kegiatan lainnya.
Sedangkan al-Isti’anah artinya adalah meminta pertolongan, dan Allah ‘Azza Wa Jalla mengumpulkan antara ibadah dan isti’anah atau dengan tawakkal pada beberapa ayat dalam al-Qur’an, karena ibadah yang sempurna tidak akan terlaksana kecuali dengan pertolongan Allah, bersandar, dan bertawakkal kepada-Nya
Referensi: https://tafsirweb.com/56-surat-al-fatihah-ayat-5.html

