Pemerintah Kabupaten Natuna menyalurkan 5,74 ton beras ke enam kecamatan terluar selama rangkaian kunjungan kerja Bupati Cen Sui Lan dalam sepekan terakhir. Penyaluran ini menjadi upaya pemerintah daerah menjaga ketahanan pangan sekaligus menahan kenaikan harga beras di wilayah perbatasan yang kerap terdampak cuaca ekstrem.
Bantuan tersebut terdiri dari 3,24 ton beras reguler dan 2,5 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Seluruhnya ditujukan untuk kecamatan yang selama musim angin Barat dan angin Utara sering terisolasi, yakni Serasan, Serasan Timur, Subi, Midai, Suak Midai, dan Pulau Panjang.
Distribusi Pangan di Wilayah Terluar
Selain beras, pemerintah juga menyalurkan sejumlah komoditas pangan penting di beberapa kecamatan, antara lain:
Kecamatan Midai
Telur: 300 papan
Gula pasir: 250 kg
Minyak goreng: 250 liter
Tepung: 250 kg
Kecamatan Pulau Panjang
Minyak goreng: 400 liter
Gula pasir: 300 kg
Tepung: 300 kg
Kecamatan Subi
Telur: 300 papan
Minyak goreng: 250 liter
Gula pasir: 250 kg
Tepung: 250 kg
Kunjungan kerja ini juga dirangkaikan dengan dialog warga, pemantauan ketersediaan pangan, hingga pelaksanaan Gerakan Pangan Murah untuk mengendalikan inflasi di daerah perbatasan.
“Ke depan pemerintah daerah akan mengevaluasi pengendalian harga pangan melalui gerakan pangan murah, menyesuaikan kebutuhan masyarakat setempat,” ujar Bupati.
Rincian Penyaluran Beras per Kecamatan
Serasan: 57 KK menerima 570 kg
Serasan Timur: 62 KK menerima 620 kg
Total dua kecamatan: 1.190 kg
Pulau Subi: 29 KK menerima 290 kg
Ditambah 1 ton beras SPHP untuk Subi dan Pulau Panjang
Midai: 94 KK menerima 940 kg
Suak Midai: 46 KK menerima 460 kg
Ditambah 1,5 ton beras SPHP untuk gerakan pangan murah
Pulau Panjang: 36 KK menerima 360 kg
Pulau Panjang: Bantuan yang Mengalir Tanpa Dermaga Besar
Pulau Panjang menjadi salah satu titik bantuan dengan tantangan terbesar. Tanpa dermaga besar, proses distribusi dilakukan melalui beberapa tahap: beras dipindahkan dari kapal feri milik Pemda ke pompong nelayan, lalu dibawa menuju pemukiman warga secara gotong royong.
Meskipun akses terbatas, penyaluran tetap dapat dilakukan berkat dukungan masyarakat setempat yang terlibat langsung dalam rantai logistik tersebut.
Dengan distribusi ini, Pemkab Natuna berharap stok pangan di wilayah terluar tetap aman sepanjang musim cuaca buruk, sekaligus menjaga stabilitas harga di daerah yang paling rentan terhadap gangguan pasokan. (mer)

