
OPINI – Sebuah pertanyaan yang serius dan penting, dan ini adalah salah satu yang dipikirkan banyak orang di seluruh dunia mengingat ketegangan global saat ini. Meskipun tidak ada yang dapat memprediksi masa depan dengan pasti, kita dapat menilai kemungkinan perang global seperti Perang Dunia III berdasarkan kondisi geopolitik saat ini.
Lanskap Konflik Global Saat Ini (per pertengahan 2025):
Berikut adalah beberapa area konflik utama dan ketegangan geopolitik:
1. Perang Rusia-Ukraina
- Berlangsung sejak 2022 tanpa resolusi yang jelas.
- Negara-negara NATO terus mendukung Ukraina secara militer, meningkatkan ketegangan dengan Rusia.
2. Ketegangan Tiongkok-Taiwan
- China terus menegaskan klaimnya atas Taiwan.
- AS dan sekutunya telah meningkatkan kehadiran militer di Indo-Pasifik, meningkatkan taruhan.
3. Ketidakstabilan Timur Tengah
- Konflik Israel-Hamas dan Israel-Iran yang lebih luas tetap menjadi titik nyala aktif.
- Kekuatan regional seperti Arab Saudi, Iran, dan Turki sangat terlibat, baik secara langsung atau melalui proxy.
4. Korea Utara
- Uji coba rudal dan ancaman nuklir yang sering berlanjut.
- Latihan militer AS-Korea Selatan yang sedang berlangsung membuat ketegangan tetap tinggi.
5. Persaingan Strategis AS-Tiongkok
- Di luar Taiwan, ketegangan atas perdagangan, teknologi, Laut Cina Selatan, dan pengaruh global terus tumbuh.
Akankah Ini Mengarah pada Perang Dunia III?
Faktor-faktor yang membuat WW3 lebih kecil kemungkinannya:
- Penangkalan nuklir: Konsep Mutually Assured Destruction (MAD) tetap menjadi disinsentif yang kuat.
- Saling ketergantungan ekonomi global: Negara-negara seperti Cina, AS, dan Uni Eropa saling terkait secara ekonomi.
- Diplomasi internasional: Badan-badan seperti PBB, G20, dan bahkan diplomasi saluran belakang terus bekerja di belakang layar untuk mencegah eskalasi.
- Peperangan modern lebih hibrida: Serangan siber, perang proksi, dan sanksi ekonomi sering menggantikan perang skala besar langsung.
Tetapi risikonya nyata:
- Eskalasi yang tidak disengaja: Kecelakaan militer atau salah perhitungan (misalnya, rudal nyasar, latihan militer yang salah ditafsirkan) dapat memicu konflik yang lebih luas.
- Aliansi dapat menarik negara: Seperti dalam Perang Dunia I, aliansi (misalnya, NATO) berarti konflik di satu wilayah dapat menyeret wilayah lain.
- Nasionalisme dan populisme: Ideologi ini dapat mengarah pada kebijakan luar negeri yang agresif.
- Persaingan sumber daya: Air, energi, kelangkaan pangan (diperburuk oleh perubahan iklim) meningkatkan ketegangan regional.
Kesimpulan:
Itu memungkinkan, tetapi tidak bisa dihindari. Dunia berada dalam keadaan geopolitik yang rapuh, tetapi sebagian besar pemerintah memahami konsekuensi bencana dari perang dunia. Skenario yang lebih mungkin melibatkan konflik regional, perang proksi, dan perang dunia maya daripada perang global skala penuh.
Sampaikan Opini Anda Di Kolom KOMENTAR Sekarang!